Makalah Orientasi Nilai Budaya
TUGAS ILMU
BUDAYA DASAR
“ORIENTASI
NILAI BUDAYA”
Dosen
: Edi Fakhri, SS., M.SOS
Nama
: Reviana Siti Mardiah
NPM : 35417082
Kelas : 1ID05
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Akses UI, Kelapa Dua, Tugu, Cimanggis, Kota Depok,
Jawa Barat 16451
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan berkat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “ORIENTASI
BUDAYA” ini tepat waktu.
Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai “ORIENTASI BUDAYA”. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang orientasi budaya.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini.
Depok,
Oktober 2017
Penyusun
Reviana Siti Mardiah
DAFTAR ISI
Hlm
KATA PENGANTAR.......................................................................................... I
DAFTAR ISI........................................................................................................ II
Bab I PENDAHULUAN..................................................................................... 3
A.
Latar Belakang.......................................................................................... 3
B.
Rumusan Masalah..................................................................................... 3
C.
Tujuan Penulisan Makalah......................................................................... 3
Bab II PEMBAHASAN....................................................................................... 5
A.
Orientasi Nilai Budaya.............................................................................. 5
B.
Hakikat Hidup........................................................................................... 6
C.
Hakikat Karya........................................................................................... 7
D.
Persepsi Manusia Terhadap Waktu........................................................... 8
E.
Pandangan Manusia Terhadap Alam......................................................... 9
F.
Hubungan
Manusia Dengan Manusia Lain............................................... 10
BAB III PENUTUP............................................................................................. 12
A.
Kesimpulan................................................................................................ 12
B.
Saran.......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Budaya
berasal dari bahasa sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari
buddhi (budi atau akal), yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang yang akan diwariskan kepada keturunan selanjutnya. Budaya sangat
berkaitan dengan kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan, karena budaya
didalamnya juga termasuk adat istiadat, bahasa dan lainnya yang biasanya juga
bisa digunakan untuk mengatur kehidupan bermasyarakat. Budaya juga merupakan
suatu pola hidup yang menyeluruh, bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Lalu
bagaimana dengan nilai – nilai budaya? Tentunya setiap budaya juga memiliki nilai
– nilai yang berlaku pada masyarakt setempat. Nilai – nilai budaya merupakan
nilai yang terkandung dalam kebudayaan dari setiap daerah, di Indonesia budaya
sangatlah luas, sehingga setiap daerah memiliki nilai kebudayaan yang berbeda.
Terdapat banyak nilai kehidupan yang
ditanamkan oleh setiap budaya yang ada di dunia. Nilai kebudayaan pasti
berbeda-beda pada dasarnya tetapi kesekian banyak kebudayaan di dunia ini
memiliki orientasi-orientasi yang hampir sejalan terhadap yang lainnya. Jika
dilihat dari lima masalah dasar dalam hidup manusia, orientasi-orientasi milai
budaya hampir serupa.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apakah
yang dimaksud dengan orientasi nilai
budaya?
2.
Apa
yang dimaksud hakikat hidup? Dan apa hakikat atau tujuan hidup
saya?
3.
Apa
yang
dimaksud hakikat karya? Dan pandangan saya mengenai hakikat karya
4.
Bagaimana persepsi manusia terhadap
waktu dan persepsi saya terhadap waktu?
5.
Bagaimana pandangan manusia terhadap
alam?
6.
Bagaimana manusia dengan manusia lain?
C. Tujuan
Penulisan Masalah
1.
Untuk
mengetahui pengertian orientasi nilai budaya
2.
Untuk
mengetahui apa itu hakikat hidup dan sedikit mengetahui tentang
tujuan hidup saya
3.
Untuk
mengetahui apa itu hakikat karya dan pandangan saya
mengenai hakikat saya
4.
Untuk
mengetahui persepsi manusia terhadap waktu dan persepsi saya
terhadap waktu
5.
Untuk
mengetahui pandangan manusia terhadap alam
6.
Untuk mengetahui hubungan manusia dengan
manusia lain
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Orientasi
Nilai Budaya
Kluckhohn
dalam Pelly (1994) mengemukakan
bahwa nilai budaya merupakan sebuah
konsep beruanglingkup luas yang hidup dalam
alam fikiran sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang
paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain saling
berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai – nilai budaya.
Secara fungsional
sistem nilai ini mendorong individu untuk
berperilaku seperti apa yang ditentukan. Mereka
percaya, bahwa hanya dengan berperilaku seperti itu
mereka akan berhasil (Kahl, dalam Pelly:1994). Sistem nilai itu menjadi pedoman
yang melekat erat secara emosional pada diri seseorang atau sekumpulan orang,
malah merupakan tujuan hidup yang diperjuangkan. Oleh karena itu, merubah
sistem nilai manusia tidaklah mudah, dibutuhkan waktu. Sebab, nilai – nilai
tersebut merupakan wujud ideal dari lingkungan
sosialnya. Dapat pula dikatakan bahwa
sistem nilai budaya suatu
masyarakat merupakan wujud
konsepsional dari kebudayaan mereka, yang seolah – olah berada
diluar dan di atas para individu warga masyarakat itu.
Ada lima masalah pokok kehidupan
manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat ditemukan secara universal. Menurut
Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah pokok tersebut adalah: (1) masalah
hakekat hidup, (2) hakekat kerja atau karya manusia, (3) hakekat kedudukan
manusia dalam ruang dan waktu, (4) hakekat hubungan manusia dengan alam
sekitar, dan (5) hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya.
Dimodifikasi dari Pelly (1994:104)
Meskipun cara mengkonsepsikan lima masalah
pokok dalam kehidupan manusia yang universal itu sebagaimana yang tersebut
diatas berbeda – beda untuk tiap masyarakat dan kebudayaan, namun dalam tiap
lingkungan masyarakat dan kebudayaan tersebut lima hal tersebut di atas selalu
ada.
Sementara itu Koentjaraningrat telah
menerapkan kerangka Kluckhohn di atas untuk menganalisis masalah nilai budaya
bangsa Indonesia, dan menunjukkan titik – titik kelemahan
dari kebudayaan Indonesia yang
menghambat pembangunan nasional. Kelemahan utama antara lain
mentalitas meremehkan mutu, mentalitas suka menerabas, sifat tidak percaya
kepada diri sendiri, sifat tidak berdisiplin murni, mentalitas suka mengabaikan
tanggungjawab.
Kerangka Kluckhohn itu juga telah
dipergunakan dalam penelitian dengan kuesioner untuk mengetahui secara objektif
cara berfikir dan bertindak suku – suku di Indonesia umumnya yang menguntungkan
dan merugikan pembangunan.
Selain itu juga, penelitian variasi
orientasi nilai budaya tersebut dimaksudkan disamping untuk mendapatkan gambaran
sistem nilai budaya kelompok – kelompok etnik di Indonesia, tetapi juga untuk
menelusuri sejauhmana kelompok masyarakat itu memiliki system orientasi nilai
budaya yang sesuai dan menopang pelaksanaan pembangunan nasional.
B. Hakikat Hidup
a.
Hidup itu buruk.
b.
Hidup itu baik.
c.
Hidup bisa buruk bisa baik, tetapi
manusia tetap harus bisa berikhtiar agar hidup bisa menjadi baik.
d.
Hidup adalah pasrah kepada nasib yang
telah ditentukan.
Hakikat
atau tujuan hidup saya :
Hidup itu bisa baik bisa buruk, tergantung bagaimana
kita menyikapi kehidupan itu sendiri. Nasib kita memang sudah ditentukan oleh
Allah, tapi bukan kah ada nasib yang bisa kita rubah dengan cara berikhitiar?
Itu yang menjadi pegangan saya. saya yakin kalo kita berusaha dengan
sungguh-sungguh nasib kita pasti bisa berubah. Membahas tentang nasib dan
kehidupan, saya disini ingin sedikit menceritakan atau membagikan tujuan atau
hakikat hidup saya. Tujuan hidup saya terbilang mainstream atau umum, apalagi tujuan
hidup saya sebagai seorang anak yang ingin membahagiakan orang tua saya disisa
hidup mereka. Mainstream bukan? Karena saya rasa itu tujuan hidup atau lebih
tepatnya keinginan semua anak dimuka bumi ini. Saya ingin mereka melihat saya
sukses sesuai keinginan mereka. Tujuan hidup yang paling saya ingin kabulkan
dalam waktu dekat ini adalah saya ingin mendapat ipk minimal 3,00 disemester
ini sesuai keinginan ayah saya. Karena saya ingin menembus rasa kecewa mereka
terhadap saya karena saya tidak berhasil masuk ke kampus impian saya sesuai
dengan janji saya kepada mereka. Tujuan hidup saya yang lainnya juga bisa
dibilang mainstream yaitu saya ingin menjadi hamba yang benar-benar taat kepada
agama saya. Kenapa hal itu menjadi salah satu tujuan hidup saya? Ya karena
bukan kah memang tujuan hidup kita di
dunia ini? Karena kehidupan itu bukan hanya di dunia saja bukan? Masih ada
kehidupan lainnya yang akan kita tuju. Jadi saya ingin menyiapkan kehidupan selanjutnya
dari sekarang, supaya dikehidupan selanjutnya saya mempunyai kehidupan
yang lebih baik dari sekarang. Tujuan hidup saya yang lainnya tidak akan
saya ceritakan disini, biarkan itu jadi rahasia pribadi saya.
C. Hakikat Karya
a.
Karya itu untuk menafkahi hidup.
Ada beberapa yang
menganggap kerja adalah sesuatu yang harus dilakukan untuk bertahan dalam
kehidupan (survival). Dan saya termasuk dalam beberapa orang tersebut. Saya
setuju bahwa kerja merupakan salah satu cara untuk menafkahi hidup. Meskipun
sebenarnya rezeki kita sudah diatur oleh Yang Maha Esa. Tapi kalau kita hanya
diam diri tidak bekerja, rezeki itu tidak akan datang kepada kita. Dengan
bekerja juga selain mendapat rezeki, bonusnya kita juga dapat kehormatan jika
ditempat kerja kita sudah mendapat jabatan yang disegani. Jadi intinya, menurut
saya kerja atau karya itu untuk menafkahi hidup, kehormatan hanya sebagai
bonus. Karena kehormatan selalu tidak dapat menolong kita dalam bertahan hidup.
b.
Karya itu untuk kehormatan.
Ada juga yang berpendapat
bahwa bekerja itu untuk mendapatkan pangkat, jabatan, bahkan ada yang berpikir
bekerja untuk meninggikan prestasi. Bukan harta yang dicari, namun status
sosial yang dimiliki setiap individu.
D. Persepsi Manusia Terhadap Waktu
a.
Berorientasi hanya kepada masa kini
“Apa yang dilakukannya hanya untuk
hari ini dan esok. Tetapi orientasi ini bagus karena seseorang yang
berorientasi kepada masa kini pasti akan bekerja semaksimal mungkin untuk
hari-harinya.”
Membahas masa kini, pandangan saya mengenai masa sekarang
adalah saya harus menjalani masa ini dengan sangat maksimal sesuai dengan isi
teori di atas. Meskipun ungkapan saya itu hanya kata-kata saja. Karena
dikehidupan nyata saya tidak seambisius itu, saya menjalani hidup saya saat ini
dengan santai saja. Padahal kalo melihat dari tujuan hidup saya harusnya saya
bekerja keras untuk mewujudkan itu bukan? Tapi memang harapan itu kadang tidak
sesuai dengan kenyataannya. Hidup memang seperti itu. Jadi ya jalani saja hidup
kita didunia ini dengan sesantai dan sebahagia mungkin. Tapi jangan terlalu
santai, karena ingat kita punya tujuan hidup yang harus kita capai.
b.
Orientasi masa lalu
“Masa lalu memang
bagus untuk diorientasikan untuk menjadi sebuah evolusi diri mengenai apa yang
sepatutnya dilakukan dan yang tidak dilakukan.”
Membahas mengenai masa lalu, sebenarnya sih saya bukan
termasuk orang yang terlalu memikirkan masa lalu. Saya menganggap bahwa masa
lalu hanya bagian dari hidup saya yang tidak perlu saya pikirkan dan sesali.
Masa lalu saya jadikan sebagai pembelajaran dalam menghadapi berbagai masalah
dimasa sekarang maupun masa depan supaya saya tidak mengulangi kesalahan saya
di masa lalu.
c.
Orientasi masa depan
“Manusia yang
futuristik pasti lebih maju dibandingkan dengan yang lainnya, pikirannya
terbentang jauh ke depan dan mempunyai pemikiran yang lebih matang mengenai
langkah-langkah yang harus dilakukannya.”
Saya sangat suka dengan
teori di atas. Manusia itu memang seharusnya berorientasi ke masa depan. Kenapa
harus berorientasi ke depan? Supaya di masa depan kita tidak mengalami
penyesalan dalam kehidupan kita dimasa depan dan supaya kehidupan kita juga
tertata rapih dan sesuai dengan keinginan kita, meskipun tidak akan 100% sesuai
dengan keinginan kita.
E. Pandangan Manusia Terhadap Alam
a.
Manusia tunduk kepada alam yang dahsyat
Masalah ini menyangkut
kepercayaan bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia.
b.
Manusia berusaha menjaga keselarasan
dengan alam
Ada kebudayaan ingin
mencari harmoni dan keselarasan dengan alam
c.
Manusia berusaha menguasai alam
Ada juga yang
menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dikuasai manusia.
F. Hubungan Manusia Terhadap Manusia
Lain
a.
Orientasi kolateral (horizontal), rasa
ketergantungan kepada sesamanya.
Manusia itu makhluk
sosial, sebagai makhluk sosial memang sudah menjadi suatu kodratnya untuk hidup
berdampingan (interaksi) bersama orang lain atau masyarakat karena manusia
tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Itulah yang mendorong
manusia untuk menjadi makhluk sosial. Di dalam kehidupannya, manusia tidak
hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan
sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin
berhubungan dan ketergantungan dengan manusia lain. Contohnya dikehidupan saya
menjadi mahasiswi, saya sangat bergantung pada teman-teman sekelas saya
terutama teman perempuan, saya memerlukan mereka untuk sekedar curhat masalah
pribadi, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dosen dan masih banyak lagi.
b.
Orientasi vertikal, rasa ketergantungan
kepada tokoh-tokoh yang mempunyai otoriter untuk memerintah dan memimpin
Dalam kehidupan
organisasi pasti terdapat rasa ketergantungan terhadap tokoh-tokoh yang
memimpin organisasi tersebut. Karena dalam kehidupan organisasi itu pasti kita
dipimpin oleh seorang pemimpin, tugas seorang pemimpin adalah mengatur dan
memerintah supaya organisasi tersebut berjalan dengan sehat. Apa jadinya
apabila disuatu organisasi tidak ada seorang pemimpin? Pasti organisasi itu
tidak akan berjalan lancar.
c.
Individualism, menilai tinggi usaha atas
kekuatan sendiri
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Terdapat banyak nilai kehidupan yang
ditanamkan oleh setiap budaya yang ada di dunia. Nilai kebudayaan pasti
berbeda-beda pada dasarnya tetapi kesekian banyak kebudayaan di dunia ini
memiliki orientasi-orientasi yang hampir sejalan terhadap yang lainnya. Jika
dilihat dari lima masalah dasar dalam hidup manusia, orientasi-orientasi nilai
budaya hampir serupa.
Terdapat
lima masalah dasar dalam hidup yang menentukan orientasi nilai budaya manusia
(kerangka Kluckhohn) :
1. Hakikat
hidup
2. Hakikat
karya
3. Persepsi
manusia tentang waktu
4. Pandangan
terhadap alam
5. Hubungan
manusia dengan alam
B.
Saran
Dalam
penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya
dan dari segi isi juga masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan kepada para pembaca makalah ini agar dapat memberikan kritikan dan
masukan yang bersifat membangun.
DAFTAR
PUSTAKA
Nasution,
Muhammad Syukri Albani, M. Nur Husein Daulay, dan Syarifuddin Syam. 2017. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta :
Rajawali Pers.
http://wiwideew.blogspot.co.id/2017/03/orientasi-nilai-budaya.html
Komentar
Posting Komentar